Bondowoso, 14 Desember 2024 – UKM SDG’s Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa Bondowoso kembali mengadakan Rutin fikih SDG’s yang bertema “Inovasi Fikih dalam era SDG’s Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan”. Tidak hanya aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, namun para pengurusnya juga memiliki semangat yang tinggi dalam mendalami ilmu agama. Kombinasi antara aksi nyata dan penghayatan nilai-nilai agama ini menjadikan mereka inspirasi dan inovasi bagi generasi muda lainnya.
Ustadz Abdul Wasik, M.HI, dalam sebuah kesempatan memberikan motivasi kepada mahasiswa agar lebih aktif dalam berbagai kegiatan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan diri dan kontribusi sosial. Beliau menekankan pentingnya mahasiswa tidak hanya menjadi konsumen ilmu, namun juga produsen ilmu pengetahuan.”Mahasiswa jangan hanya menjadi consumer (konsumen) ilmu, tapi harus menjadi producer (produsen) ilmu,” tegas Ustadz Wasik. Beliau juga mendorong mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan menyampaikan pendapat, serta memanfaatkan wadah seperti UKM SDG’s untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Lebih lanjut, Ustadz Wasik mengajak mahasiswa untuk melakukan penelitian yang lebih luas, terutama yang berkaitan dengan permasalahan sosial di sekitar mereka. Sebagai contoh, beliau mencontohkan penelitian di Kampung Zakat Tlogosari yang dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi.”Mahasiswa harus memiliki fikih ilmu yang kuat, yaitu ilmu yang dibarengi dengan tindakan nyata,” tegas Ustadz Wasik. Beliau juga mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan penelitian di Kampung Zakat Tlogosari.
Untuk mendukung mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh, UKM SDG’s berperan penting sebagai wadah bagi mahasiswa untuk berdiskusi, berkreasi, dan melakukan berbagai kegiatan sosial.Dalam motivasi peserta UKM SDG’s, Kaprodi PAI Ustadz H. Rusdy, M.Pd.I memberikan inspirasi kepada para peserta. Beliau mengajak semua yang hadir untuk lebih menghargai waktu.“Waktu adalah aset yang paling berharga. Kita tidak bisa membeli waktu, tetapi kita bisa memanfaatkannya sebaik mungkin,” ujar Ustadz Rusdy. Beliau juga mengingatkan sebuah pesan inspiratif tentang pentingnya menghargai waktu. Beliau menggunakan pepatah “Lebih baik menunggu 2 menit, daripada menunggu 2 jam” bahwa penundaan hanya akan membuat masalah semakin besar.
Sejak berdiri, UKM SDGs telah aktif dalam berbagai kegiatan, seperti penelitian dan pengabdian, pemberdayaan masyarakat, dan kampanye peduli lingkungan. Para pengurus tidak hanya sekedar terlibat dalam kegiatan, namun juga berupaya untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi permasalahan sosial yang ada.”Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya sebagai objek pembelajaran, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif,” tambah Muhammad Ilyas.
Selain aktif dalam berbagai kegiatan, para pengurus UKM SDG’s juga sangat memperhatikan pengembangan diri melalui kegiatan keagamaan. Mereka rutin mengadakan kajian fikih SDG’s, tadarus Al-Qur’an, Pembacaan Rotibul Haddad dan kegiatan keagamaan lainnya.”Dengan mengaji, kami berharap dapat meningkatkan kualitas diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, kami juga ingin berbagi ilmu agama dengan teman-teman yang lain,” ujar Suud Intan.Kombinasi antara pengabdian dan pengajian yang dilakukan oleh pengurus UKM SDG’s ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya. Banyak mahasiswa yang termotivasi untuk ikut bergabung dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh UKM SDG’s.”Saya sangat kagum dengan semangat teman-teman di UKM SDG’s. Mereka tidak hanya pintar, tapi juga sangat peduli dengan sesama,” ujar Suud Intan.
Ke depannya, UKM SDG’s berharap dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan. Mereka juga berharap dapat menginspirasi lebih banyak lagi generasi muda untuk turut serta dalam membangun masa depan yang lebih baik.”Kami ingin menjadi contoh bagi generasi muda lainnya bahwa kita bisa menggabungkan antara prestasi akademik, kegiatan sosial, dan pengembangan diri,” tutup Lutfi Hidayatul Amri.