
Acara tasyakkuran tersebut dihadiri oleh jajaran pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Ketua Yayasan PP. Bahrul Ulum, seluruh kepala madrasah, para ustadz dan ustadzah di bawah naungan yayasan, siswa-siswi, wali santri, serta para undangan.
Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk “Kultur Pesantren dan Kurikulum Merdeka: Pilar Mewujudkan Generasi Unggul”, Dr. Abdul Wasik menegaskan bahwa kultur pesantren yang telah dibangun oleh para kiai selama berabad-abad pada hakikatnya telah mengimplementasikan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Pesantren tidak sekadar mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menjadi kawah candradimuka pembentukan karakter santri yang kuat dalam aspek intelektual, spiritual, sosial, serta integritas moral.
“Pesantren sesungguhnya telah lama mengajarkan student centered learning melalui berbagai metode seperti halaqah, sorogan, bandongan, termasuk pembiasaan adab, kemandirian, serta kedisiplinan yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari santri,” ungkapnya.
Sebagai pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jawa Timur, Dr. Abdul Wasik juga menyampaikan keprihatinannya atas fenomena menurunnya jumlah santri di sebagian pondok pesantren. Dalam banyak kunjungan silaturrahim ke berbagai cabang RMI NU di kabupaten/kota, dirinya kerap mendengar keluhan serupa dari para pengasuh pondok.
“Saya sering merenung dan bertanya: di mana letak kesalahan pesantren? di mana hak-hak pendidikan santri yang berkurang? Bukankah di pesantren para santri justru diajari kedisiplinan, kesederhanaan, intelektualitas, spiritualitas, dan integritas? Nilai-nilai ini semua adalah modal utama bagi generasi unggul bangsa ke depan,” tegas beliau dengan nada reflektif.
Beliau menambahkan, justru dalam era disrupsi sosial dan kemajuan teknologi saat ini, pesantren memiliki keunggulan khas yang sangat dibutuhkan: penguatan akhlak, pembinaan karakter, serta ketahanan spiritual santri.
Penghargaan atas undangan orasi ilmiah ini menjadi bentuk apresiasi atas kiprah akademik dan pemikiran beliau dalam mendorong relevansi peran pesantren di tengah perubahan zaman. Acara tasyakkuran diakhiri dengan doa bersama dan pesan harapan agar para lulusan MTs dan MA Bahrul Ulum dapat mengamalkan ilmu dan adab yang diperoleh sebagai bekal masa depan mereka.