Bondowoso, 8 Mei 2025 – Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam At Taqwa Bondowoso menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Upaya Meningkatkan Perekonomian Melalui Ternak Puyuh” dengan narasumber Siti Khodaifah Illiyah, S.Pd.I. Acara dibuka oleh Kaprodi Ekonomi Syariah, H. Mohammad Iqbal Baidowi, ME, dan diikuti dengan antusias oleh mahasiswa. Ibu Siti Khodaifah menjelaskan bahwa ternak puyuh berpotensi besar meningkatkan perekonomian, terutama bagi pelaku usaha mikro.

Produksi telur yang tinggi, pasar yang luas, dan siklus produksi yang cepat menjadikan usaha efisien dan menguntungkan. Ibu Siti Khodaifah juga memaparkan berbagai Keunggulan ternak puyuh meliputi produktivitas tinggi, kualitas telur yang baik, dan biaya operasional yang rendah. Pengembangan usaha ternak puyuh dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi pengelolaan pakan, dan pemeliharaan kandang. Puyuh membutuhkan pakan sekitar 250–300 gram per ekor per hari serta air minum yang cukup untuk mencegah stres. “Jika kebutuhan dasar tercukupi dan puyuh dalam kondisi sehat, produktivitas telur akan meningkat,” jelasnya.

Kebersihan kandang sangat penting untuk menjaga kesehatan puyuh. Ventilasi yang baik serta penggunaan E4 (Efektif Mikro Organisme) yang disemprotkan ke kandang dan dicampurkan dalam air minum dapat membantu mencegah penyebaran amonia dan penyakit. Penyakit seperti virus pelow dan senot yang menyebabkan pembengkakan mata dapat dicegah dengan pemberian multivitamin, antibiotik, vaksinasi, serta menjaga jarak kandang puyuh dari unggas lain.

Dari sisi ekonomi, 1.000 ekor puyuh dapat menghasilkan keuntungan kotor sekitar Rp7,5 juta per bulan, sementara penghasilan bersihnya, setelah dikurangi biaya operasional, sekitar Rp3,5 juta per bulan. Usia produktif puyuh dimulai sejak 30 hari, dan puncak produksi telur terjadi pada usia 60 hari. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada manajemen kandang, kebersihan, dan pakan yang baik. Kuliah tamu ini memberikan wawasan praktis dan inspiratif bagi mahasiswa Ekonomi Syariah, serta mendorong mereka untuk merintis usaha produktif sejak dini.