Institut Agama Islam (IAI) At-Taqwa Bondowoso melalui Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) kembali menyelenggarakan Sekolah Manajemen Masjid Indonesia (SMMI) Jilid II pada Sabtu, 15 Februari 2025. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Yayasan Sosial Dakwah dan Filantropi (YSDF), Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Wonosari, serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) SDGs IAI At-Taqwa Bondowoso.Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola masjid dalam aspek manajerial, keuangan, serta pengelolaan program dakwah dan sosial berbasis masjid. Sebanyak 127 peserta yang terdiri dari takmir masjid, pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bondowoso, mahasiswa, dan masyarakat umum turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Rektor IAI At-Taqwa Bondowoso, Dr. Suheri, M.Pd.I, menegaskan pentingnya peran masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, ekonomi, dan sosial. “Melalui program ini, kami berharap pengelolaan masjid dapat lebih profesional sehingga keberadaannya memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, antara lain Ketua Yayasan At-Taqwa Bondowoso KH. Drs. Abah Imam Barmwai Burhan, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bondowoso KH. Abdurrahman Ilyas, Kepala Pimpinan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Mas Deki Zulkarnain, Ketua Takmir Masjid Siti Aminah Al-Askar Pajarakan Probolinggo Ustadz M. Yusuf Nasyiruddin, serta Ketua Takmir Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso KH. Ahmad Siddiq. Materi yang disampaikan mencakup strategi pengelolaan masjid modern, transparansi keuangan, optimalisasi peran masjid dalam pemberdayaan masyarakat, hingga pemanfaatan teknologi digital dalam manajemen masjid.
Ketua panitia, Ustadz Abdul Wasik, M.HI, mengungkapkan antusiasme tinggi dari peserta terhadap kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur atas respons positif yang diberikan. Harapannya, ilmu yang diperoleh dapat diterapkan di masjid masing-masing, menjadikannya lebih makmur dan berkontribusi bagi kesejahteraan umat,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan dapat mengimplementasikan Rencana Tindak Lanjut (RTL), seperti: Penyusunan Program Kerja Masjid – Merancang program rutin, termasuk pengajian, kegiatan sosial, dan pelatihan untuk jamaah. Penguatan Manajemen Masjid – Meningkatkan kemampuan pengurus dalam hal manajemen, pembagian tugas, serta pencatatan administrasi dan keuangan. Peningkatan Kualitas Dakwah – Mengembangkan strategi dakwah yang lebih menarik dan efektif, seperti pembentukan kelompok kajian. Pengelolaan Sumber Daya – Mengoptimalkan sarana dan prasarana masjid untuk kepentingan umat. Pelatihan dan Pengembangan SDM – Menyelenggarakan pelatihan bagi pengurus dan generasi muda agar lebih kompeten dalam mengelola masjid. Penanganan Isu Masyarakat – Mengidentifikasi dan merancang solusi terhadap permasalahan sosial yang dihadapi komunitas sekitar masjid. Peningkatan Hubungan dengan Jamaah – Membangun komunikasi yang baik, termasuk melakukan survei untuk memahami kebutuhan jamaah. Kegiatan Sosial dan Lingkungan – Mengadakan aksi sosial seperti bakti sosial, program lingkungan, serta kegiatan kemanusiaan lainnya.
Peserta juga dianjurkan untuk menyusun laporan RTL secara bertahap dan melibatkan komunitas dalam implementasi setiap program. Dengan demikian, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan umat yang dinamis dan bermanfaat bagi masyarakat luas.