17 January 2025

Teori Jitu Dalam Mengoptimalkan KKN Berbasis Masjid dengan Pendekatan PAR, MAPPING, dan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Oleh;Ahmad Rifandi

“Analisis sebelum aksi” kesimpulan ini saya dapatkan dari empat pemateri setelah mengikuti pembekalan KKN Rabu,15 Januari 2025 di aula IAI AT-TAQWA Bondowoso..Dr.Agus ,S.Pd.I,M.Pd.I dan Abdul Wasik,M.HI sebagai pemateri Participatory Action Research (PAR),Dr.Wafi Ali Hajjaj,M.Pd.I sebagai pemateri SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats),dan Dr.Miftahus Salam S.Pd.I,M.Pd.I Sebagai pemateri Mapping area.KKN (Kuliah Kerja Nyata) berbasis masjid adalah salah satu model pengabdian masyarakat yang menempatkan masjid sebagai pusat kegiatan. Mengingat masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat, program KKN yang berfokus pada masjid dapat memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Supaya pelaksanaan KKN berbasis masjid berjalan efektif dan berdampak,perlu menganalisi kehidupan sosial dan peta lokasi sebelum mennetukan program kegiatan.Salah satu pendekatan yang sering digunakan Participatory Action Research (PAR), pemetaan (mapping), dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dapat digunakan sebagai landasan strategis.

Pendekatan Participatory Action Research (PAR)

PAR adalah metode penelitian yang menitikberatkan pada partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap tahap penelitian, mulai dari identifikasi masalah hingga implementasi solusi. Dalam konteks KKN berbasis masjid, mahasiswa dapat berkolaborasi dengan pengurus masjid, tokoh masyarakat, dan jamaah untuk mengenali kebutuhan dan tantangan yang dihadapi masyarakat.Dengan PAR, mahasiswa tidak hanya bertindak sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai mitra yang bekerja sama dengan masyarakat. Proses ini menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama, yang pada akhirnya memperkuat keberlanjutan program. Misalnya, jika masalah utama yang diidentifikasi adalah rendahnya literasi, program yang diusulkan bisa berupa kelas-kelas belajar membaca dan menulis yang melibatkan sukarelawan dari kalangan jamaah.

Pemetaan (Mapping Area)

Pemetaan adalah langkah awal yang sangat penting untuk memahami kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar masjid. Dalam pelaksanaan KKN berbasis masjid, mahasiswa bisa melakukan pemetaan sumber daya yang tersedia, kebutuhan masyarakat, serta potensi yang bisa dikembangkan.Melalui pemetaan, mahasiswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek penting seperti jumlah anak-anak yang membutuhkan pendidikan tambahan, kelompok ibu-ibu yang memerlukan pelatihan keterampilan, atau lansia yang membutuhkan perhatian kesehatan. Data dari pemetaan ini kemudian digunakan untuk merancang program-program yang sesuai dan tepat sasaran.Sebagai contoh, jika pemetaan menunjukkan banyaknya anak usia sekolah yang tidak memiliki akses ke bimbingan belajar, mahasiswa bisa mengadakan kelas bimbingan belajar di masjid. Pemetaan juga dapat membantu dalam mengidentifikasi mitra potensial, seperti LSM atau instansi pemerintah yang bisa diajak bekerja sama untuk mendukung program KKN.

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT adalah alat yang sangat berguna untuk merancang dan mengevaluasi program KKN berbasis masjid. Dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, mahasiswa dan masyarakat dapat merancang strategi yang efektif.

  • Kekuatan (Strengths): Masjid memiliki peran yang kuat sebagai pusat komunitas dengan jaringan yang luas dan kepercayaan dari jamaah. Keberadaan masjid di setiap wilayah memungkinkan akses yang mudah bagi semua kalangan.
  • Kelemahan (Weaknesses): Keterbatasan dana, fasilitas, atau sumber daya manusia yang terampil bisa menjadi hambatan. Selain itu, mungkin ada resistensi terhadap perubahan atau inovasi baru dari beberapa pihak di komunitas.
  • Peluang (Opportunities): Peluang besar bisa muncul dari kolaborasi dengan lembaga lain, seperti pemerintah, organisasi non-profit, atau perusahaan yang ingin berkontribusi pada pengembangan masyarakat.
  • Ancaman (Threats): Faktor eksternal seperti kondisi politik atau sosial yang tidak stabil, atau bahkan perbedaan pandangan dalam komunitas, bisa menghambat pelaksanaan program.

Dengan analisis SWOT, mahasiswa dapat merancang program yang memanfaatkan kekuatan dan peluang, serta mengatasi kelemahan dan ancaman. Misalnya, jika salah satu kelemahannya adalah kurangnya dana, mahasiswa bisa menginisiasi penggalangan dana dari komunitas atau mencari sponsor dari pihak ketiga.

Mengintegrasikan teori PAR, pemetaan, dan analisis SWOT dalam pelaksanaan KKN berbasis masjid dapat menghasilkan program yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa untuk tidak hanya berperan sebagai agen perubahan tetapi juga sebagai mitra yang sejajar dengan masyarakat. Dengan memahami konteks lokal melalui pemetaan, melibatkan masyarakat dalam proses PAR, dan menggunakan analisis SWOT untuk strategi yang solid, KKN berbasis masjid bisa memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan komunitas serta pengalaman belajar yang kaya bagi mahasiswa.

Program ini tidak hanya memperkuat fungsi sosial masjid tetapi juga menjadikannya pusat pemberdayaan yang mampu menjawab tantangan zaman dengan solusi yang kontekstual dan partisipatif.

 

In this article:
Share on social media:
Facebook
Twitter
LinkedIn
Telegram

Related articles