Oleh: Mahfud Junaidi
Bondowoso, 14 Desember 2024
Dalam acara penyerahan Surat Keputusan (SK) Yudisium hari ini, salah satu momen yang paling membekas di hati adalah sambutan penuh makna dari Rektor IAI At-Taqwa, Dr. Suheri, S.Pd.I., M.Pd.I. Beliau menyampaikan sebuah analogi yang begitu mendalam, menggambarkan manusia sebagai akar, batang, dan daun dalam perjalanan hidup.
Sambutan ini mengandung pelajaran filosofis yang mengajak kita untuk merefleksikan diri, memahami peran kita di dunia, dan menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab serta kebermanfaatan.
Manusia sebagai Akar: Fondasi yang Kokoh
Rektor menjelaskan bahwa “Akar adalah simbol fondasi. Dalam hidup, akar melambangkan iman, ilmu, dan karakter seseorang. Akar yang kuat akan memastikan seseorang berdiri teguh meskipun angin badai datang menghadang. Jika manusia tidak memiliki akar yang kokoh dalam iman dan ilmu, maka ia akan mudah goyah. Oleh karena itu, jadikan ilmu yang telah kalian pelajari sebagai akar yang menopang hidup kalian. Jangan pernah berhenti belajar, karena akar yang subur akan terus mencari nutrisi baru untuk menguatkan pohon kehidupan kalian.”
Dalam konteks ini, akar juga berarti keikhlasan. Sebagaimana akar bekerja tanpa terlihat, kita pun harus bekerja dan berkarya dengan tulus, tanpa mengharapkan pujian. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an mengingatkan kita:
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya : “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Manusia sebagai Batang: Penyangga Kehidupan
Batang adalah simbol kekuatan, ketahanan, dan peran sosial. Seperti batang yang menyalurkan nutrisi dari akar ke daun dan buah, manusia juga memiliki kewajiban untuk menyebarkan manfaat kepada sesama.
“Kalian adalah batang dari pohon kehidupan ini. Tugas kalian adalah menjadi penopang yang kuat, baik bagi keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Sebagai seorang lulusan, jadilah manusia yang mampu menyalurkan ilmu dan kebaikan ke sekitarmu.”
Batang juga mengajarkan tentang keteguhan. Sebagaimana batang harus berdiri tegak meski diterpa hujan dan angin, manusia harus mampu menghadapi cobaan hidup dengan sabar dan tegar. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Manusia sebagai Daun: Penyebar Manfaat dan Keindahan
Daun adalah simbol kebermanfaatan dan keindahan. Daun memberikan oksigen bagi makhluk hidup lain, menjadi tempat proses fotosintesis, dan memperindah pohon.
“Sebagai manusia, jadilah daun yang memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarmu. Sebarkan kebaikan, jadilah cahaya di tengah kegelapan, dan tunjukkan bahwa ilmu yang kalian miliki bisa membawa perubahan bagi masyarakat.”
Daun juga melambangkan kerapuhan, mengingatkan bahwa hidup ini tidak abadi. Sebagaimana daun yang gugur, kita pun akan meninggalkan dunia ini suatu saat nanti. Maka, jadilah daun yang memberikan manfaat selama masih berada di pohon kehidupan.
Sabda Rasulullah SAW:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad)
Refleksi Hidup dari Filosofi Pohon
Dengan analogi akar, batang, dan daun, Rektor mengajak kita untuk merenungkan peran kita dalam kehidupan:
-
Sebagai akar, pastikan iman dan ilmu kita kokoh agar mampu menghadapi segala tantangan.
-
Sebagai batang, jadilah penopang yang kuat untuk membawa manfaat bagi sesama.
-
Sebagai daun, hiasilah hidup dengan kebaikan dan keindahan yang memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.