Ke sekian kalinya Rektor Institut Agama Islam (IAI) At Taqwa Bondowoso Ust. Dr. Suheri, M.Pd.I ini membuat terobosan dalam pengembangan kampus santri. Selasa, 23 April 2024 beliau melakukan Perjanjian Kerja Sama Dengan Pusat Pengembangan Kampung SDGs Indonesia (PPKSI) Tentang pengembangan Pendidikan, Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Gedung kesekretariatan kampung SDGs Jember.
Hadir Dalam Kegiatan Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) ini, pihak Rektorat IAI At Taqwa Bondowoso, Ust. Dr. Suheri, M.Pd.I selaku Rektor, Wakil Rektor I bagian Akademik Ust. Dr. Agus fawaid, M.Pd.I, Wakil Rektor III (bagian kemahasiswaan dan Kerjasama) Ust. Abdul Wasik, M.HI. Hadir dari pengurus kampung SDGs, Direktur PPKSI Ust. Dr. Alfi Arief, Ketua Pembina KH. M. Misbahul salam, M.Pd.I dan sekretaris Yayasan ust. Dr. Fauzan Adhim.
Dalam sambutan Rektor, beliau menyampaikan bahwa Maksud dari Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk mewujudkan kerja sama di bidang Pendidikan dan Pelatihan Sumber daya Manusia, Penelitian dan Pengembangannya serta Pengabdian kepada Masyarakat yang dapat diterapkan di bondowoso dan sekitarnya. Disarmping itu, rektor yang sekalgus ketua Yayasan Kunuzul Imam ini menegaskan bahwa Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh kampus santri yang baru saja beralih status menjadi Institut ini khususnya dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mendukung percepatan pembangunan daerah Bondowoso khususnya dan kabupaten lain pada umumnya.
M. Misbahul Salam selaku ketua Pembina, menyampaikan bahwa beliau sangat apresiasi sekali dengan bergabungnya IAI At Taqwa Bondowoso dengan PPKSI karena bagaimanapun, Kampung SDGs (Sustainable Development Goals) yang ada di Sukorejo ini yang menjadi tempat sekretariat Pusat Pengembangan Kampung SDGs Indonesia (PPKSI) dan banyak dikunjungi oleh perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta, baik dilakukan oleh dosen atau Mahasiswa dari tingkatan SI, S2 bahkan S3 termasuk Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Islam Malang. Kiai muda ini menambahkan, Saat ini SDGs menjadi perhatian dunia kampus, karena tujuan tujuan SDGs perlu sosialisasi, diseminasi dan akselerasi yang sangat penting melibatkan peran perguruan tinggi. Jika tujuan tujuan SDGs ini tercapai betapa bahagianya kehidupan umat manusia , terutama bila didasari dengan keimanan dan pengamalan syariat. Semoga para Mahasiswa jadi pejuang tercapainya tujuan SDGs.
Secara singkat kiai yang juga pengurus PBNU ini menceritakan kronologis berdirnya SDGs di Jember. Bahwa Kampung SDGs yang ada disini merupakan pertama kali di Jember, dan diresmikan langsung oleh Bupati Jember Faida Senin 15 Juli 2019. Kampung ini merupakan salah satu Lembaga binaan Baznas kabupaten jember yang bergerak dibidang peningkatan ekonomi kerakyatan. Kampung SDGs Baznas jember merupakan satuan wilayah setingkat dusun yang memiliki kreteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program yang dilakukan secara konprehensif dan sistematis. Selain itu, kampung SDGs menjadi salah satu bentuk atau “Rule Model Miniatur” pelaksanaan program SDGs secara regional maupun nasional. Kehadiran kampung SDGs ditengah-tengah masyarakat tidak terlepas dari adanya rancangan implementasi program sebagai langkah pelaksanaan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan dari program itu sendiri, program kampung SDGs membawa 13 tujuan yang berkelanjutan salah satunya adalah mewujudkan ekonomi kreatif (maju).
Harapan beliau, dengan di tandatanganinya MoU kesepahaman antara IAI At Taqwa Bondowoso dengan pengurus PPKSI ini menjadi penyemangat dan momentum perubahan Masyarakat yang ada di bondowoso dan civitas akademik kampus santri adalah inisiatornya perubahan tersebut. Kami selaku pengurus dan Pembina PPKSI ini sangat welcome dan akan memberikan ruang seluas-luasnya kepada civitas akademik IAI untuk dijadikan referensi dan lokasi kegiatan tri Dharma perguruan Tinggi baik oleh dosen ataupun mahasiswa, karena lokasi ini sudah biasa dilakukan penelitian, seminar, diklat dan lain sebagainya, baik dalam jumlah kecil bahkan kepesertaan 100 – 200 orang masing sangat memungkinkan ditempatkan disini.
Akhir kegiatan Penandatanganan MoU ini dilakukan peninjauan di beberapa lokasi yang ada di kampung SDGs ini yang potensi untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian atau pengabdian perguruan tinggi. {Qois}