Perubahan alih status dari STAI At Taqwa Bondowoso menjadi Institut Agama Islam (IAI) At Taqwa Bondowoso menjadi Kado terindah di awal tahun di tahun 2024. Harapan untuk bertransformasi menjadi Institut merupakan impian semua stakeholder baik Yayasan maupun semua civitas akademik di Kampus Santri ini. Pasalnya alih bentuk tersebut bukan sekedar naik kelas dari Sekolah menjadi Institut, tetapi lebih dari itu perubahan bentuk juga menaikan prestise terutama mahasiswa dan alumni yang ada.
Meskipun dalam realitasnya dugaan itu membenarkan fakta-fakta yang muncul di lapangan. Semakin naik kelas ke Institut maupun Universitas tentu menambah kepercayaan (trust) diri dan keyakinan untuk bisa lebih berkembang. Faktanya banyak Perguruan Tinggi yang telah bertransformasi bentuk benar-benar mampu meningkatkan mutu dan lebih kompetitif serta unggul. Bahkan peningkatan kuantitas mahasiswa juga berbanding lurus dengan perubahan bentuk yang ada.
Hal tersebut berarti menjadi bukti konkrit bahwa alih bentuk sejatinya mampu mendongkrak branding dan lebih marketable. Publik lebih cenderung memilih Universitas daripada Institut, demikian institut umumnya lebih diminati daripada Sekolah Tinggi karena tawaran yang disajikan lebih banyak. Pilihan prioritas dari calon user inilah yang menjadi target prioritas semua pengelola perguruan tinggi, mereka berharap bahkan sudah beraksi, berpacu untuk menaikan statusnya dengan tujuan sebagai magnet dalam promosi Perguruan tinggi.
Meskipun hipotesis tersebut tidak sepenuhnya benar, perlu dikaji lebih dalam dan komprehensif dengan metodologi yang lebih sistematis, sistemik dan terukur. Namun kenyataannya memang demikianlah fakta bercerita. Meskipun ada juga pilihan kuliah bukan karena status yang ada tetapi bisa karena kedekatan emosional dan variabel lainnya.
Oleh karena itu, kehadiran IAI At Taqwa Bondowoso dengan status baru yang disandangnya tentu bukan hanya untuk tujuan marketing dan branding. Namun, juga diiringi peningkatan mutu dan optimalisasi layanan kepada mahasiswa. Karena bila hanya marketing dan branding maka targetnya hanya closing. Hal yang lebih substansial sebenarnya adalah after selling setelah mereka bergabung dengan kita, mereka harus betul-betul bisa merasakan perubahan, kenyaman dan peningkatan proses tidak hanya perubahan kenaikan UKT atau biaya lainnya.
Baca juga artikel menarik lainnya :
Alih bentuk setidaknya yang perlu dilakukan yaitu perubahan paradigma harus mind wide yaitu melihat lebih luas tidak hanya fokus menatap kedepan tetapi semua Civitas Akademik mampu melihat berbagai peluang dalam peningkatan mutu dan mengupayakan berbagai terobosan akademik, pembelajaran dan pengabdian termasuk dalam aspek kerjasama yang lebih luas. Paradigma kedua dengan perubahan bentuk harus mengubah paradigma pembelajaran yang hanya fokus pada konsep dan teori di kembangkan pada pembelajaran yang juga dikolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan penelitian. Paradigma ketiga dari Visi belajar mahasiswa yang hanya berusaha mencari ilmu atau bahkan mengumpulkan dan yang lebih tragis “pemulung” ilmu harus juga bertransformasi menjadi membangun ilmu, merumuskan ilmu, merekonstruksi atau bahkan menemukan teori dan konsep baru melalui riset kolaborasi dengan dosen. Keempat paradigma dosen yang hanya sebagai sumber belajar beralih posisi menjadi fasilitator dalam pembelajaran.
Jadi kehadiran status baru ke depan harus benar-benar bisa memberikan dampak perubahan dengan berbagai terobosan solutif. Perubahan tidak tidak hanya institusi dan nama tetapi mindsetnya dan paradigmanya juga bertransformasi. Termasuk di dalamnya filosofi keilmuan harus dikembangkan secara konsisten dan intensif. Perubahan yang sudah dicapai harus bisa memacu dan memicu berbagai lompatan dan akselerasi di berbagai bidang keilmuan baik penelitian dan pengabdian.
Karena keilmuan merupakan spirit dan ruh akademik yang menjadi denyut nadi keilmuan di dalam perguruan tinggi. Kultur spiritualitas sebagai sebuah institut harus terus dikembangkan menjadi “ilmu yang ilmiah dan amal yang ilmiah”. Belajar di Kampus Santri harapannya tidak hanya belajar tentang berbagai teori dan konsep tetapi betul-betul bisa membumikan ruhul jihad dalam amaliyah, ubudiyah dan kultur keagamaan. Ketika komponen itu yang menjadi distingsi yang menjadi ciri khas antara paradigma keilmuan Islam apalagi sebagai kampus Santri tentu sholat jama’ah serentak mahasiswa tidak hanya dicicipi sebagai hidangan menjelang pembekalan KKN dan PPL tetapi bisa dinikmati dalam setiap harinya, demikian kontrak langit yang menjadi spirit utama dalam mengelola lembaga pendidikan Islam betul-betul terejawantahkan dengan baik dalam keseharian.
Jangan sampai perubahan alih bentuk hanya menambah pekerjaan rumah mulai migrasi data, sinkronisasi data PDDIKTI, Data EMIS, Penyesuaian SISTER maupun berbagai pekerjaan administratif internal lainnya. Cover yang sudah bagus tentu harus segera diiringi dengan semangat baru untuk terus berbenah, mendesain masa depan melalui sebuah instrumen fundamental. Ibaratnya sudah sampai pada terminal atau rest area maka harus meredesain pandangan masa depan (visi dan misi), merekonstruksi rencana strategis, menyusun sistem internal termasuk penjaminan mutu agar lebih sistematis, terstandar dan terukur capaiannya. Di rest area ini kita istirahat sejenak untuk mereset kembali berbagai komponen Sumber Daya yang Ada, membaca ulang komposisi, merekonstruksi muatan, mengistirahatkan pikiran, mereformasi paradigma pengelolaan untuk melanjutkan perjalanan tiada akhir, “Gas kan, Gas Poll, masukan perseneling dan lepas Rem” Bismillah bergerak menatap Universitas At Taqwa.